Tulisan Lepas : Cinta Kepada Sesama Manusia

Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita tentang kasus pembunuhan, mutilasi, penculikan, pelecehan seksual, dan lain sebagainya. Ketika mendengar berita tersebut, pernahkah terbersit bahwa sebenarnya ada apa dengan peradaban manusia sekarang? Atau mungkin memang pada zaman pra-sejarahpun kasus-kasus tersebut sudah ada dan sering terjadi. Kita balik melihat tragedi-tragedi menakutkan yang terjadi didunia ini, seperti perang dunia ke-2 berlangsung mulai tahun 1939-1945 yang masih kita ingat adalah perang NAZI yang begitu kejam, perang di Iran yang mencuri perhatian banyak kalangan dan perang-perang lainnya yang sampai saat ini masih terjadi. Mereka menghancurkan masa depan setiap orang-orang yang menjadi korban dalam perang tersebut demi masa depan sebuah negara atau kekuasaan semata. Adakah jalan lain selain perang? Yang tidak melibatkan nyawa seorang anak muda yang menjadi harapan bagi kedua orang tuanya dan tentu bagi banyak orang atau nyawa seorang ayah yang menjadi satu-satunya pengharapan bagi anaknya. Kita mungkin bicara terlalu jauh untuk mengulas persoalan tentang perang, kita bicara tentang cinta kepada sesama manusia.
Kasus penyiksaan manusia yang terjadi di Surabaya pada tahun 2013 lalu seorang pembantu rumah tangga yang bernama Marlena disiksa dengan cara sangat tidak manusiawi yaitu dengan mengikat leher korban dengan rantai anjing lalu tidur dengan anjing, dipukuli, diseret dan disumpal dengan kain pel setelah itu derendam di kamar mandi, dan yang paling mengerikan adalah dengan memaksa korban untuk memakan kotoran manusia. Sangat tidak manusiawi bukan? Saat ini pelaku penyiksaan ditahan selama 12 tahun. Kasus lainnya yang sempat heboh adalah pembunuhan Ade Sara oleh mantan pacar dan pacar dari mantan pacarnya tersebut dalam sebuah mobil. Korban disinyalir dibunuh karena sang pelaku merasa kurang senang atas perlakuan Ade yang mengabaikan permintaan mantannya untuk bertemu, lalu mantannya yang bernama Hafid dan pacarnya yang bernama Syifa merencanakan pembunuhan atas Ade Sara. Mayat Ade pun ditemukan di Tol Jorr, Bekasi dalam keadaan mengenaskan. Menurut polisi, Ade dibunuh dengan cara disetrum lalu mulutnya disumpal dengan koran hingga tewas. Tentu saja kejadian tersebut membuat masyarakat geram dengan kelakuan dua pasangan yang terlihat psycho, bagaimana tidak mereka yang usianya masih remaja sudah berani melakukan hal sadis kepada temannya sendiri yang notabene adalah mantan pacarnya yang pernah dia sayangi. Pendidikan moral dan nilai-nilai agama memang harus benar-benar ditanamkan sejak masih kecil sehingga setelah dewasa mereka masih bisa mempertimbangkan dampak-dampak dari yang mereka lakukan jika akal sehat mereka sudah tidak bisa di andalkan.
Keluar dari kasus pembunuhan, sikap cinta terhadap manusia yang mulai diabaikan oleh banyak manusia. Kita banyak melihat anak yang putus sekolah dan bekerja sebagai tenaga kasar, anak-anak yang kelaparan, mengalami penyakit yang kronis dan tidak mempunyai biaya untuk berobat, atau wilayah yang kekurangan air bersih dan sebagainya. Apa yang mereka perlukan? Mungkin mereka sangat memerlukan materi yang kini menjadi impian terbesar mereka untuk menyambung kehidupan yang layak namun disisi lain mereka justru sangat menginginkan rasa kemanusiaan dari orang lain. Rasa ingin dianggap ada dan berusaha mengikuti perkembangan jaman lalu hidup saling berkesinambungan tanpa adanya perbedaan. Jadi buat apa kita ramai-ramai membuat teknologi yang canggih dan menghamburkan triliunan uang jika kita membuat sekat dengan manusia yang memerlukan bantuan kita. Mengapa banyak membuat robot yang cerdas untuk membantu pekerjaan manusia sedangkan diluar sana banyak seorang ayah yang sedang pusing mencari pekerjaan.
Marilah kita ubah cara pandang kita, mulailah dengan memanusiakan manusia, menyapu bersih perbedaan didunia walau hanya persoalan warna kulit, ras, suku, agama, keturunan dan lain sebagainya yang berpotensi membuat kita menjadi air dan minyak. Lalu, kekuasaan menjadi salah satu faktor lahirnya kekejaman. Manusia dan manusia mereka sama dimata raja dari semua raja, tidak ada yang “berhak” melukai satu sama lain apapun alasannya walau atas nama kesejahteraan apalagi kekuasaan.


Nama : Aulia Suryani
NPM : 11514839
Kelas : 1PA17

Comments

Popular Posts