Softskill Psikologi Manajemen: Pengorganisasian Struktur Manajemen dan Actuating dalam Manajemen
Nama : Aulia Suryani
NPM : 11514839
Kelas : 3PA17
A.
PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN
a.
Definisi pengorganisasian (Organizing)
Perkataan
organisasi berasal dari istilah Yunani organon
dan istilah Latin organum yang
berarti alat, bagian, anggota, atau badan.
Dalam literatur
dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam, tergantung dari sudut mana ahli
yang bersangkutan melihatnya, walaupun demekian, perbedaan arti tersebut dapat
kita golongkan ke dalam salah satu dari dua pendapat mengenai organisasi
tersebut.
James D. Mooney mengatakan,
“Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu
tujuan bersama”.
Cester I. Barnard, Organisasi
adalah sebagai suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih.
Cyril Soffer (1973: 220), Organisasi
adalah persekutuan/perkumpulan orang-orang yang masing-masing diberi peranan
tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja di mana perkerjaan (yang
terdapat dalam organisasi tersebut) dipilah-pilah menjadi tugas dan dibagikan
keoada para pelaksana tugas/pemegang jabatan untuk mendapatkan satu kesatuan
hasil.
Stephen p. Robbins, Organisasi
sebagai kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
b.
Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi
manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen
berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu
dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh
Nickels, McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu :
a.
Perencanaan
(planning)
yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi
dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara
kencenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis
yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu
bersaing dalam persangian global, dan lain sebagainya.
b.
Pengorganisasian
(Organizing)
Yaitu proses
yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua
pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian
tujuan organisasi.
c.
Pengimplementasian
(directing)
Yaitu proses
implementasi program agar bisa di jalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung
jawabnya dengan penuh kesabaran dan produktivitas yang tinggi.
d.
Pengendalian
dan pengawasan (controlling)
Yaitu proses
yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Pada tahun
1950-an Koontz mempopulerkan konsep fungsi-fungsi manajemen dengan
mengelompokkan tugas-tugas yang dilakukan oleh manajemen ke dalam lima fungsi
manajemen, yang mencangkup :
a.
Perencanaan
(Planning)
b.
Pengorganisasian
(Organizing)
c.
Pengisian
staf (Staffing)
d.
Memimpin
(Leading)
e.
Pengendalian
(Controlling)
Sampai saat
ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun diantara para
teoritisi mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula
disebut unsur-unsur manajemen.
Berbagai
pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen akan tampak jelas dengan
dikemukakannya pendapat beberapa penulis sebagai berikut :
a. Louis A. Allen :
leading, planning, organizing, controlling.
b. Prajudi Atmosudirjo :
planning, organizing, directing, atau Actuating, Controlling.
c. John Robert Beishline, Ph. D : perencanaan, organisasi, komando,
control.
d. Henry Fayol : planning, organizing, commanding, Coordinating, Controlling.
e. Luther Gullich :
Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordining, Reporting, Budgeting.
f. William H. Newman : Planning,
Organizing, Assembling, Resources, Directing, Controlling.
g. Dr. S. P. Siagian., M.P.A : Planning,
Organizing, Motivating, Controlling.
h. Willian Spriegel :
Planning, Organizing, Controlling.
i. George R. Terry :
Planning, Organizing, Actuating, Controlling.
j. Lyndak F. Urwick : Forecasting, Planning,
Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
k. Dr. Winardi, S. E. :
Planning, Organizing, Coordinating,Actuating, Leading, Communication,
Controlling.
l. The Liang Gie :
Planning, Decision making, Directing, Coordinating, Controlling, Improving.
c.
Manfaat Struktur Fungsional dan Divisional
a. Manfaat struktur fungsional
1. Mempergunaka sumberdaya khusus secara efisien
2. Supervisi dapat dilakukan lebihh mudah
3. Mengembangkan keahliann fungsional
4. Mudah memobilisasi ketrampilan khusus
5. Memelihara kendali terpusat atas keputusan strategis
6. Berkaitan erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit
terpisah.
b. Manfaat struktur divisional
1. Perkerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja
tinggi dapat dipertahankan
2. Keputusan lebih cepat
3. Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja
4. Pengembangan dan strategi dekat dengan lingkungan
5. Memberikan landasan pelatihan bagi para majer strategis
6. Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap
perubahan
7. Spesialisasi fungsional masih terpelihara pada masing-masaing
divisi.
d.
Kerugian Struktur Fungsional dan Divisional
a. Kerugian struktur fungsional
1. Terlalu kaku dengan spesialisasi para
karyawan
2. Kesulitan melakukan tour of duty of
area
3. Koordinasi kurang menyeluruh
4. Dapat menyebabkan dispersonalisasi
5. Keahlian memimpin kurang dapat dijamin
6. Sulit melaksanakan kegiatan yang berasal
sari satu komando
b. Kerugian struktur divisional
1. Mengakibatkan turunnya komunikasi antara spesialisasi funsional
2. sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar divisi
3. Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah
B.
ACTUATING DALAM
MANAJEMEN
a.
Definisi Actuating
Menurut Nurzaman (2014), Actuating adalah kegiatan yang menggerakkan dan
mengusahakan agar semua karyawan melakukan tugas dan kewajibannya. Para
karyawan sesuai dengan keahlian dan proporsinya melaksanakan rencana dalam
aktivitas konkret yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan, dengan
selalu mengadakan komunikasi, saling memberi motivasi, melaksanakan perintah
dan instruksi serta mengadakan supervisi dengan meningkatkan sikap dan moral
setiap karyawan. Actuating merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan
kegairahan, kegiatan, pengertian, sehingga orang lain mau mendukung dan bekerja
dengan sukarela untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga pendidikan sesuai
dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Fungsi actuating berhubungan erat
dengan sumber daya manusia. Dengan demikian, dalam actuating terdapat
hal-hal berikut :
1.
Penetapan awal pelaksanaan
rencana kerja
2.
Pemberian contoh tata
cara pelaksanaan kerja dari pemimpin
3.
Pemberian motivasi para
pekerja untuk segera bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing
4.
Pengkomunikasian seluruh
arah pekerjaan dengan semua unit kerja
5.
Pembinaan para pekerja
6.
Peningkatan mutu dan
kualitas kerja
7.
Pengawasan kinerja dan
moralitas pekerja.
b.
Pentingnya Actuating
Fungsi
actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang
berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya
manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang
ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan.
c.
Prinsip Actuating
Menurut Kurniawan
(2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain :
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Sedangkan menurut Haris (2011) penggerakan yang
dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
1. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang
menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar
sumbangan anggota terhadap usaha mencapai tujuan. Bisa saya contohkan dalam out
bound adalah pada saat kita akan melakukan kegiatan out bound masing-masing.
Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi
pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain, seperti
perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang
efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan anggota.
2. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya
yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki
demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan
kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan
kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk
menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan
hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya
ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian
instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk
memperoleh hasil maksimal.
Kasus Tentang Konflik
pada sebuah Organisasi
Konflik nyata bisa kita
ambil dari kisruhnya PSSI, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi
menjatuhkan sanksi administratif kepada PSSI yang isinya memutuskan pemerintah
tidak mengakui seluruh kegiatan PSSI, termasuk hasil KLB di Surabaya yang memilih
kepengurusan periode 2015-2019. Lalu Menpora juga membekukan segala macam
kegiatan yang berlangsung di PSSI. Menurut konflik yang tersebut, saran dari
segi struktur fungsional adalah memelihara
kendali terpusat atas keputusan strategis yaitu dari pusat Menpora yang
seharusnya mengkoordinasikan dan membuat keputusan yang tidak berpihak sehingga
bisa menimbulkan konflik. Dari sisi struktur divisional, seharusnya dari pihak
Menpora mengkoordinasikan dengan PSSI untuk lebih berfokus pada prestasi atlet
yaitu perkerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi
dapat dipertahankan.
DAFTAR
PUSTAKA
Manulang, M. (2008). Dasar-dasar manajemen.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Indrawan, I. (2015). Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: CV Budi Utama
Djatmiko, Y. H. 2008. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta
Solihin, I. (2009). Pengantar manajemen.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fahmi, I. (2011). Manajemen teori,
kasus, dan solusi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Prof. Dr. Faisal Afiff, Prof. Dr. R. Paemeleire, & L. Uytterschaut. (1994).
Seluk beluk organisasi perusahaan modern.
Bandung: PT.Eresco.
Tisnawati, Sule E. & Saefullah, K. (2005). Pengantar manajemen. Jakarta: kencana prenada media group.
Iman, I & Siswandi. (2009). Aplikasi
manajer perusahaan:analisis kasus dan pemecahannya. Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media.
Nurzaman, K. (2014). Manajement perusahaan. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Mulyono. (2008).
Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Stoner, James
A.F. (1996). Manajemen edisi kedua jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Comments
Post a Comment