Tugas Tulisan Softskill Pengembangan Kreativitas & keberbakatan



Tongsis, Karya Kreatif Anak Bangsa

Bagi para pencinta foto narsis, tentunya sudah tidak asing lagi dengan Tongsis. Tongsis merupakan singkatan dari Tongkat Narsis yang digunakan pengguna untuk foto selfie di era kemajuan teknologi saat ini. Dengan Tongsis, pengguna dapat melakukan foto selfie dari jarak jauh sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan selfie.  
Tongsis pun menjadi populer dengan sangat cepat dan diproduksi beberapa negara. Tapi tidak semua orang tahu bahwa inovasi Tongsis merupakan karya asli anak bangsa. Anindito Respati Giyardani biasa dipanggil Babab ini merupakan inovator lokal yang mencipatkan Tongsis tersebut.
Babab Dito penemu tongsis. sumber : life.viva.co.id
Akibatnya, alat serupa bisa diproduksi oleh siapa saja dan dipasarkan dengan nama selain Tongsis. Kisah pencipta Tongsis merupakan satu dari sekian banyak kisah inovator lokal yang diceritakan oleh Yoris Sebastian dalam acara Peluncuran Biang Inovasi pada hari Selasa (9/12) di  Torino Cafe, Jakarta.
“Kisah  Babab Dito ini merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan yang menyandung inovator lokal. Terinspirasi dari kisah-kisah tersebut, kami merasa perlu adanya sebuah sarana untuk mencari dan berbagi informasi seputar inovasi. Saya yakin Indonesia punya banyak sekali orang–orang kreatif yang mampu berinovasi, maka alangkah baiknya jika dibuatkan suatu wadah untuk saling menularkan semangat dan inspirasi agar muncul lebih banyak lagi biang inovasi," ujar Herris Satya dari PT Perada Swara Productions sekaligus pencipta website BIANGINOVASI.com

Tanggapan :
Menurut saya tentang produk kreatif tongsis yang ditemukan oleh Babab Dito ini sangat baik, apalagi penjualan tongsis sudah merebak hingga mancanegara dan otomatis nama Indonesia mulai dikenal baik di luar sana. Penggunaan tongsis dewasa ini sudah sangat banyak dikenal masyarakat khususnya para remaja yang gemar berfoto-foto, karena jika kita ingin berfoto bersama teman-teman yang jumlahnya banyak atau ingin foto di pemandangan alam yang luas alat yang tergolong helpful ini bisa diandalkan dan penggunaannya yang sangat praktis dapat mudah dipakai dimana saja dan kapan saja. Sejauh ini kegunaan tongsis masih menjadi yang terpopuler dan belum ada yang dapat menggantikan alat ini. Tentunya saya berharap alat tongsis ini bisa dikembangkan dan menjadi inovator bagi pemuda Indonesia untuk bisa berkreasi membuat sesuatu yang bermanfaat.


Kesimpulan :
Tongsis sebagai bentuk kreatifitas anak bangsa yang sangat inovator. Karena penggunaannya yang dapat melakukan foto selfie dari jarak jauh sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan selfie serta sangat praktis dan mudah dalam menggunakannya sehingga alat ini cukup familiar dikalangan masyarakat yang menyukai fotografi. Melihat suksesnya tongsis dipasaran hingga mencapai mancanegara, produk kreatif asal Indonesia ini patut diberikan penghargaan karena ide kreatifnya yang sangat bermanfaat.

Sumber :



Anak Laki-laki Menunjukan Kreatifitas yang Lebih Besar dari Anak Perempuan?

Banyak sekali faktor-faktor dalam perkembangan kreatifitas manusia, seperti halnya keluarga, faktor lingkungan, faktor keturunan dan lain sebagainya. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa jenis kelamin merupakan faktor dari kreatifitas seseorang. Menurut Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu:

1. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.

2. Status sosioekonomi
Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.

3. Urutan kelahiran
Anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada pencipta.

4. Ukuran keluarga
Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.

5. Lingkungan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan.

6. Intelegensi
Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
Anak laki-laki menunjukan kreativitas yang lebih besar daripada anak perempuan. Terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitasnya. Misalnya, anak laki-laki lebih ditekankan menjadi lebih mandiri dan mempunyai jiwa kepemimpinan daripada anak perempuan. Selain itu juga anak laki-laki cenderung mencari hal-hal baru dari lingkungan sekitarnya sehingga ia terkadang dapat mengembangkan hal-hal yang baru saja didapatkannya.
Namun, menurut saya jenis kelamin bukan menjadi faktor utama dalam kreatifitas seseorang. Tidak semua anak laki-laki mempunyai kreatifitas yang lebih tinggi dari anak perempuan, hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti dari faktor internal seseorang yaitu keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu yang masing-masing individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Dari faktor eksternal juga sangat mempengaruhi, seperti lingkungan, cara didik orang tua dan sebagainya. Namun terlepas dari itu semua, saya berpendapat bahwa anak laki-laki mempunyai kapasitas kreatifitas yang lebih besar dibanding anak perempuan secara lahiriah. Dari faktor eksternal, anak laki-laki lebih ditekankan menjadi pemimpin yang harus mampu mengambil keputusan dengan cepat sehingga, anak laki-laki kreaitifitasnya lebih berkembang dibanding anak perempuan. Namun, jika anak perempuan juga ditekankan untuk menjadi seorang pemimpin dan diharuskan untuk mampu mengambil keputusan dengan cepat, maka kreatifitasnya juga akan berkembang namun hasilnya akan berbeda dengan yang dilakukan anak laki-laki. Akan tetapi, tidak semua anak laki-laki diberi pendidikan atau penekanan untuk menjadi seorang pemimpin atau mandiri dan melakukan inisiatif serta orisinalitasanya sehingga, kreatifitasnya lebih kecil dibanding perempuan yang ditekan untuk menjadi pemimpin dan lingkungan yang memungkinkan ia melakukan hal-hal yang membuat kreatifitasnya berkembang.

Sumber :


Nama   : Aulia Suryani
NPM   : 11514839



Comments

Popular Posts