Softskill Tugas 3 Psikologi Manajemen: Controlling Fungsi Manajemen dan Kekuasaan serta Pengaruh
Nama: Aulia Suryani
NPM: 11514839
Kelas: 3PA17
A. Controlling Fungsi Manajemen
a. Pengertian
Pengawasan atau disebut juga pengendalian, yaitu fungsi
manajemen yang berhubungan dengan prosedur pengukuran hasil kerja terhadap
tujuan perusahaan. Dengan kata lain, pengontrolan atau pengendalian adalah
proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang
direncanakan.
b. Langkah-langkah Controlling fungsi manajemen
1)
Menentukan standar atau tolak ukur prestasi
kerja
2)
Mengukur hasil kerja dengan standar yang ada
3)
Membandingkan prestasi dengan langkah-langkah
yang telah ditetapkan
4)
Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
memperbaiki hasil kerja yang tidak sesuai
c. Tipe-tipe controlling dalam manajemen
Stoner James, A. F. dan Wankel, Charles (1988) juga
mengelompokkan jenis-jenis metode pengendalian dalam empat jenis, yaitu:
1. Pengendalian
Pra-Tindakan (pre-action control)
Menurut konsep pengendalian, suatu tindakan bias diambil bila sumberdaya
manusia, bahan dan keuangan diseleksi dan tersedia dalam jenis, jumlah dan mutu
yang tepat.
2. Pengendalian
Kemudi (Steering Control) atau Pengawasan Umpan Maju(Freeforward
Control)
Metode ini dibentuk untuk mendeteksi penyimpangan dari beberapa standar
atau tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan koreksi di depan.
Bila pemimpin melihat adanya penyimpangan dia dimungkinkan untuk melakukan
koreksi, sekalipun kegiatan belum selesai dilakukan. Pengendalian ini efektif
bila pemimpin pada waktu yang tepat dapat memperoleh informasi yang akurat.
3. Pengendalian
Secara Skrining atau Pengendalian Ya/Tidak (Screening or Yes/No Control)
Metode ini sangat luas digunakan karena mampu melakukan penelitian ganda,
ketika pengmanan terhadap resiko tindakan manajer sangat diperhatikan. Metode
ini fungsional bila prosedur dan syarat-syarat tertentu disepakati sebelum
melakukan kegiatan.
4. Pengendalian
Purna-Karya (Post-Action Control)
Metode pengendalian digunakan untuk melihat adanya penyimpangan arah dan
tujuan perusahaan setelah kegiatan selesai. Pengendalian ini hamper mirip
dengan evaluasi yang waktu pelaksanaannya ditetapkan.
d. Strategi Controlling
Anggaran dibuat
agar berada di atas impas sehingga badan usaha memperolah laba.
Urutan yang ditempuh dalam MBO adalah sbb;
1. Para anggota menyusun tujuan kinerja yang pokok untuk masa
datang sekaligus dengan jadwal pencapainya.
2. Tujuan diusulkan pada penyedia agar ditinjau ulang;
dilakukan diskusi anatara penyelia dan bawahan sehingga tercapai tujuan
yang disetujui bersama
3. Penyelia dan bawahan bertemu secara periodik meninjau
ulang kemajuan dan melakukan revisi atau memperbaharui tujuan bila di
perlukan
4. Pada akhir tahun , para anggota menyerahkan laporan kinerja yang
memuat pencapain tujuan dan komentar penyimpangan
5. Penilain diri / pengawasn diri ini dibicarakan dengan penyedia;
alas an mengapa tujuan tak tercapai di bicarakan disini.
6. Tujuan yang baru ditetapkan untuk tahun yang akan datang; dan
baru MBO mulai.
B. Kekuasaan dan Pengaruh
a. Pengertian Kekuasaan
Pengertian kekuasaan sangat beraneka ragam. Berikut ini
beberapa pendapat para ahli yang menyampaikan pengertian kekuasaan:
Budiarjo (2006:
35)
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok
manusia untuk memengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain
sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan
tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu
Soekanto
(2010:228)
Kekuasaan ialah setiap kemampuan untuk memengaruhi
pihak lain.
Mayweber dalam
Thoha (2011: 330)
Kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang membuat
seseorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk
melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
b. Sumber-sumber kekuasaan
1) Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal
sources of power).
- Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan
yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu organisasi.
- Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan
yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu.
2) Sumber kekuasaan struktural (structural
sources of power).
Kekuasaan ini juga dikenal dengan istilah inter-group
atau inter-departmental power yang merupa-kan sumber kekuasaan kelompok.
c. Pengertian Pengaruh
Menurut Uwe
Becker, pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang—berbeda dengan
kekuasaan—tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan
kepentingan.
Menurut Norman
Barry, pengaruh adalah suatu tipe keuasaan yang, jika seseorang yang
dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong
untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan
motivasi yang mendorongnya.
d. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
Taktik kekuasaan (power tactics) apa yang orang
gunakan untuk menerjemahkan landasan kekuasaan menjadi tindakan tertentu? Dengan
kata lain, pilihan-pilihan apa saja yang dimiliki seseorang untuk memengaruhi
atasan, rekan kerja, atau karyawan mereka. Penelitian telah mengidentifikasi
sembilan macam taktik pengaruh, yaitu:
·
Legitimasi
Mengandalkan posisi kewenangan seseorang atau
menekankan bahwa sebuah permintaan selaras dengan kebijakan atau ketentuan
dalam organisasi.
·
Persuasi rasional
Menyajikan argumen-argumen yang logis dan berbagai
bukti faktual untuk memperlihatkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal.
·
Seruan inspirasional
Mengembangkan komitmen emosional dengan cara
menyerukan nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan aspirasi sebuah sasaran.
·
Konsultasi
Meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang
menjadi sasaran dengan cara melibatkannya dalam memutuskan bagaimana rencana
atau perubahan akan dijalankan.
·
Tukar pendapat
Memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa
uang atau penghargaan lain sebagai ganti karena mau menaati suatu permintaan.
·
Seruan pribadi
Meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau
kesetiaan
·
Menyenangkan orang lain
Meggunakan rayuan, pujian, atau perilaku bersahabat
sebelum membuat permintaan.
·
Tekanan
Menggunakan peringatan, tuntutan tegas, dan ancaman.
·
Koalisi
Meminta bantuan orang lain untuk membujuk sasaran
(target) atau menggunakan dukungan orang lain sebagai alasan agar si sasaran
setuju.
e. Kasus tentang kekuasaan dan pengaruh pada sebuah organisasi.
Kasus korupsi Soeharto yang terkenal adalah menyangkut
tentang penggunaan uang negara oleh 7 buah yayasan miliknya, yaitu Yayasan Dana
Sejahtera Mandiri, Yayasan Supersemar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial (Dharmais),
Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila,
Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan, Yayasan Trikora.
Hasil dari penyidikan kasus 7 yayasan Soeharto ini
menghasilkan berkas setebal lebih dari dari 2000 halaman. Berkas ini berisi
hasil pemeriksaan 134 saksi perkara dan 9 saksi ahli. Korupsi terbesar Soeharto
ini erat kaitannya dengan penyalahgunaan kekuasaan dan pengaruhnya sebagai
presiden, selain presiden ia juga sebagai panglima tertinggi ABRI yang paling
berkuasa pada masa Orde Baru.
Menurut informasi majalah Time Asia korupsi yang
dilakukan bapak Soeharto ini mencapai $US 15 Milyar atau sekitar Rp. 150
Triliun, Fantastis !. Kasus korupsi ini juga merupakan kasus korupsi dengan
kerugian terbesar di dunia dan Pak harto menyandang predikat sebagai Presiden
paling korup sepanjang sejarah dunia dan tentunya indonesia.
Banyak kasus korupsi pada masa Presiden soeharto
merupakan dari sistem politik Orde Baru yang hanya menguntungkan sekelompok
orang saja. Melihat besarnya harta haram hasil korupsi yang telah dikumpulkan
oleh Soeharto, jelas lah bagi banyak orang indonesia Soeharto merupakan
pengkhianat terbesar rakyat Indonesia.
Usaha untuk mengadili Soeharto selalu gagal karena
kesehatannya yang semakin memburuk. Dan setelah menderita sakit berkepanjangan,
ia meninggal dunia di Jakarta pada 27 Januari 2008. Sampai saat ini pun proses
hukum tentang kasus korupsi ini belum menemui titik terang dan penyelesainnya.
Saran :
Walaupun
Presiden Soeharto saat itu menyandang jabatan sebagai kepala negara, bukan berarti
beliau bisa dengan mudah melakukan tindakan korupsi, seharusnya pada zaman
pemerintahannya sudah dengan tegas memberantas korupsi tanpa pandang bulu,
seperti membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi pada saat itu, namun seharusnya
kasus tersebut masih bisa diselidiki lagi jika masih ada uang rakyat yang
berputar dikeluarga Pak Soeharto.
Daftar Pustaka:
Arifin, I., &
Giana, H.W. (2007). Membuka cakrawala ekonomi. Jakarta: PT Setia Purna
Budiardjo, A. (2008).
Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Robbins, S.P., &
Judge, T.A. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Surbakti, R.
(2005). Memahami ilmu politik. Jakarta: Grasindo
Comments
Post a Comment