Tugas Softskil: Teori Kepribadian Sehat Dari Berbagai Aliran Psikologi dan Menurut Para Tokoh Psikologi
Tugas ke-1
Teori Kepribadian Sehat
Nama : Aulia Suryani
Kelas : 2PA17
NPM : 11514839
Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran
Psikoanalisis
Psikoanalisis
merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali
diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938). Freud pada awalnya memang
mengembangkan teorinya tengtang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan
jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan
bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau
dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. menurut teori
psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi
dari kesadaran individual. Dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat
disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan
mental yang disebut psikoneurosis.
Dengan kata
lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang
muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” /
(unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis
mempunyai metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam
ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi
bebas.
Teori
psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu
energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu
untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada
fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
- Id: merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
- Ego: merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
- Super Ego: merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.
Kepribadian yang sehat menurut
psikoanalisis:
1. Menurut Freud kepribadian yang sehat yaitu
jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan
kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi
dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan
pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai
dorongan dan keinginan
Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behavioristik
Behaviorisme
juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa
pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki
batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang
yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
John B. Watson (1879-1958).
Aliran behaviorisme mempunyai 3
ciri penting:
- Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
- Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
- Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Menurut penganut aliran ini
perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan
diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu.
Jadi menurut Behaviorisme manusia
dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar.
Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang
sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut
behavioristik:
- Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya
- Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
- Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
- Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif.
Kepribadian Sehat Menurut Aliran Humanistik
Aliran ini
berkembang pada tahun 1950. Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori
maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya
pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia
adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada
pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian yang sehat menurut
humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
- Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
- Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
- Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
- Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
- Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
- Memikul tanggung jawab.
- Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
- Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
Menurut pendapat Allport
Secara umum
teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia. “Kepribadian
manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya”
Dalam teori Allport juga memandang
bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang,
dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat
bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang
Menurut Allport :
Menurut Allport, faktor utama
tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan
selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi
fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang
menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
• Kemampuan berpartisipasi dan
menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
• Kemampuan diri dan
minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
• Kemampuan merencanakan masa
depan (harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan
orang lain, Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan
compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan
setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi
berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan
seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis,
keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain,
objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki
keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan
tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight
dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan
memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa
tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada
keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari
semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat
agama.
Untuk memahami orang dewasa kita
membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki
kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu
apa yang ia lakukan.
Menurut pendapat Rogers
Pendapat rogers : memahami dan
menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang meliputi
- Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
- Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
a. conditional positive regard
(bersyarat),
b. unconditional positive regard
(tak bersyarat).
Contohnya, seorang atlet cilik
yang ingin selalu diperhatikan oleh orangtunya dan pelatihnya dan selalu ingin
dipuji akan prestasinya yang selama ini ia gapai. 3. Ciri-ciri orang yang
berfungsi sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang
mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini penting, dihargai,
diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan
menerima dengan penuh kepercayaan
Menurut Pendapat Maslow
Maslow membawa psikologi barat
untuk tugas yang penekanannya pada determinisme dan pengabaiannya terhadap
manusia yang terjadi secara kebersamaan.Ia terutama ditentang oleh hasil
generalisasi dari penemuan yang diturunkan dari penelitian atas “orang yang sakit
mental” menjadi manusia yang utuh,berpendapat bahwa psikologi seharusnya member
perhatian pada penelitian tentang kesehatan mental,yang mana dia memandang
sebagai pemenuhan terhadap kelima hierarki motivasi dari kebutuhan
perkembangbiakan dalam kebutuhanterhadp aktualisasi diri. Dia mendasarkan teori
motivasinya pada asumsi optimis tentang instrinsik manusia yang ebrsifat
baik,yang memandang sebagai bercorak biologisnya.
Ciri-ciri Kepribadian yang sehat:
1. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat
mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif,
teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan
ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka
sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau
prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak
sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa
dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan,
kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan
kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi
efisien secara intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain
apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka
tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk
memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki
kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau
merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut.
Karena orang-orang sehat ini begitu
menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri
mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku
bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis
dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan
waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan
alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah
laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
Kita dapat mengatakan bahwa
orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat
mereka.
Dalam situasi dimana ungkapan perasaan
yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut
tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu.
Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka
tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan
dan adapt-adat social.
Akan tetapi dalam situasi di mana
menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting
oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan
tersebut.
Lagi pula mereka sendiri adalah wajar
dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak
bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada
masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri
mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok
untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu,
sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk
mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk
mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu
memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan
mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang
paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan
apa..
5. Memiliki kekuasaan dan tidak
bergantung pada orang lain
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka
tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan
demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan
perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.
Sebaliknya, orang-orang neuorotis
biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan
dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6.Memiliki ruang untuk diri
pribadi
Pengaktualisasian diri untuk
berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik.
Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi
mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau
kerugian.
Kemalangan-kemalangan yang dapat
mengahncurkan orang-orang yang sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh
mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat
oleh orang-orang yang kurang sehay sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan
pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman
tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan
kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus
atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai
akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih
terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman
yang memuncak
Dimana orang-orang yang
mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang
hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua
pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang
ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat terjadi
pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki
pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan
mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan
minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki
perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia,
juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari
satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap
anggota lain dalam keluarga.
Orang- orang yang sehat mengetahui
bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka
melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali
merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh,
lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab
dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang
lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki
kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan
persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan
individu-individu lain.
Meskipun orang- orang yang akrab
dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar
terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan
kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang
egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan
menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan
orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai
demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan
menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan,
golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap
mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu
kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral
yang tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara
sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting
daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik
dan buruk, benar dan salah.
Orang yang kurang sehat kerapkali
bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atu
berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13.Memiliki rasa humor yang
tinggi
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3
macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor
superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain
atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan
suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor
pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang
menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus.
Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang
dituju dan juga menyimpulkan tertawa.
14. Menemukan hal-hal baru,
ide-ide segar, dan kreatif
Kreatifitas merupakan suatu sifat
yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka
adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian
menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap,
suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita
mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah
selesai dari suatu karya seni.
15.Memiliki integritas tinggi
yang total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi
diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-
pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu.
Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar
kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu
pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.
Menurut Pendapat Fromm
Erich Fromm lahir di Frankfurt,
Jerman pada tanggal 23 Maret 1990. Ia belajar psikologi di University
Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D dari
Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut
psikoanalisis Berlin yang terkenla waktu itu. Tahun 1933 ia pindah ke Amerika
Serikat dan mesngajar di Institut psikoanalisis Chicago dan melakukan praktik
privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan
institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan
meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Sebelum mengulas tentang teori
kepribadian dari Fromm, beberapa pengalaman mempengaruhi pandangan Fromm,
antara lain pada umur 12 tahun ia menyaksikan seorang wanita cantik dan
berbakat, sahabat keluarganya, bunuh diri. Fromm sangat terguncang karena
kejadian itu. Tidak ada seorang yang memahami mengapa wanita tersebut memilih
bunuh diri. Ia juga mengalami sebagai anak dari orangtua yang neurotis. Ia
hidup dalam satu rumah tangga yang penuh ketegangan. Ayahnya seringkali murung,
cemas, dan muram. Ibunya mudah menderita depresi hebat. Tampak bahwa Fromm tidak
dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat. Karena itu, masa kanak-kanaknya
merupakan suatu laboratorium yang hidup bagi observasi terhadap tingkah laku
neurotis. Peristiwa ketiga adalah pada umur 14 tahun Fromm melihat
irrasionalitas melanda tanah airnya, Jerman, tepatnya ketika pecah perang dunia
pertama. Dia menyaksikan bahwa orang Jerman terperosok ke dalam suatu fanatisme
sempit dan histeris dan tergila-gila. Teman-teman dan kenalan-kenalannya
terpengaruh. Seorang guru yang sangat ia kagumi menjadi seorang fanatik yang
haus darah. Banyak saudara dan teman-temannya yang meninggal di parit-parit
perlindungan. Ia heran mengapa orang yang baik dan bijaksana tiba-tiba menjadi
gila. Dari pengalaman-pengalaman yang membingungkan ini, Fromm mengembangkan
keinginan untuk memahami kodrat dan sumber tingkah laku irasional. Dia menduga
hal itu adalah pengaruh dari kekuatan sosio-ekonomis, politis, dan historis
secara besar-besaran yang mempengaruhi kodrat kepribadian manusia.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan
Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The Economic and Philosophical
Manuscripts yang ditulis pada tahun 1944. Fromm membandingkan ide-ide Freud dan
Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan melakukan percobaan yang
sintesis. Fromm memandang Marx sebagai pemikir yang lebih ulung daripada Freud
dan menggunakan psokoanalisa, terutama untuk mengisi celah-celah pemikiran
Marx. Pada tahun 1959, Fromm menulis analisis yang sangat kritis bahkan polemis
tentang kepribadian Freud dan pengaruhnya, sebaliknya berbeda sekali dengan
kata-kata pujian yang diberikan kepada Marx pada tahun 1961. Meskipun Fromm
deapat disebut sebagai seorang teoritikus kepribadian Marxian, ia sendiri lebih
suka disebut humanis dialetik. Tulisan-tulisan Fromm dipengaruhi oleh
pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusastraan, dan
filsafat.
Kepribadian yang sehat menurut
Fromm
Kepribadian sehat menurut Eric
from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara
kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan
kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya
keinginan untuk mencintai dan di cintai dalam bukunya Art Of Love erik Fromm
mengutarakan :
Dalam Civilization and Its
Discontents (1930), seperti dikutip oleh Eric Fromm dalam Masyarakat yang Sehat
(Terjemahan Thomas Bambang Murtianto, 1995) ia menulis:
“Manusia, setelah menemukan lewat
pengalamannya bahwa cinta seksual (genital) memberinya kepuasan puncak, maka
makna cinta seksual-genital menjadi prototipe bagi semua bentuk kebahagiaan
manusia. Karenanya manusia terdorong mencari kebahagiaan yang ada kaitannya
dengan hubungan seks, menempatkan erotisme genital sebagai titik pusat
kehidupannya…. Dengan melakukan itu manusia menjadi sangat tergantung pada
dunia luar, pada obyek cinta pilihannya, atau sungguh merasa kehilangan bila
ditinggal mati atau ditinggal kabur.”
kepribadian yang sehat adalah
orientasi produktif. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau
realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm
menunjukkan bahwa kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang
meliputi semua segi kehidupan, renspons-respons intelektual, emosional, dan
sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa- peristiwa didunia
dan terhadap diri.
3. Ciri-ciri kepribadian yang
sehat
Cinta yang produktif, pikiran
yang produktif, kebahagiaan, dan suara hati.
Karena cinta yang produktif
menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab, respek dan
pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian
memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan
membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Hal ini berarti memikul tanggung
jawab untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau mendengarkan
kebutuhan-kebutuhan mereka juga orang-orang yang dicintai dipandang dengan
respek dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai menurut siapa dan
apa adanya. Dan untuk menghormati mereka, kita harus memiliki pengetahuan penuh
terhadap mereka, kita harus memahami mereka siapa dan apa secara objektif.
Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh
perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi
olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan
yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh
ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah.
Kebahagiaan merupakan prestasi
(kita) yang paling hebat. Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan
suara hati humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang
diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat
berupa orang tua, Negara, atau suara kelompok lainnya yang mengatur tingkah
laku melalui ketakutan orang itu terhadap hukuman karena melanggar kode moral
dari penguasa. Suara hati humanistis ialah suara dari diri dan bukan dari suatu
perantara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat
internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok
untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah
laku-tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari
dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan produktif memimpin dan mengatur diri
sendiri.
Sumber :
Comments
Post a Comment